Bismillah.
Kisah ini bermula ketika salah seorang teman saya bertanya "Lif, sebenernya kamu pengen ikut LTT (Lomba Temu Tegak-Pramuka) nggak sih?"
"Hmm.. Sebenernya pengen, tapi aku bisa apa?" Saya menjawab dengan setengah tertawa, karena memang konyol dan agak impossible, seorang saya yang suka pramuka tetapi 'tak bisa apa-apa' ingin mengikuti lomba pramuka. Apalagi, kali terakhir saya ikut kemah ketika saya duduk di kelas dua SMP. Tetapi entah kenapa saya masih berharap bisa ikut LTT itu. Mungkin karena saya merasa tak banyak lagi kesempatan untuk ikut kompetisi eksternal dikarenakan saya sudah berada di ujung kelas dua SMA yang jika Allah mengizinkan, beberapa saat lagi akan naik tingkat ke kelas tiga SMA, dan itru artinya saya sudah harus fokus dengan berbagai macam ujian.
Setelah percakapan yang 'tak sengaja' itu, salah seorang teman memberi tahu saya "Lif, kamu ikut LTT ya, gantiin temen yang lain soalnya dia nggak bisa ikut"
Saya kaget. "Kok bisa? Tapi aku bisa apa?"
"Yaudah nggak penting itunya, kalo latihan terus InsyaAllah bisa.. Semangat, Lif!"
Saya melongo dan masih bingung.
"Ya Rabb.. Dulu aku memohon kepada-Mu agar aku dapat mengikuti lomba ini. Tetapi setelah Kau beri aku kesempatan....." Ah!
Ditambah lagi, saya diberi amanah untuk jadi PINSA atau Pimpinan Sangga di sangga putri perwakilan kontingen sekolah saya. "Ya Allah.." Hanya itu yang bisa saya ucapkan kala itu.
Tetapi dari itu semua saya banyak belajar setelah saya berdiskusi banyak dengan salah seorang teman, "Aku mau ikut, tapi aku nggak mau jadi pinsa. Aku nggak pernah minta jadi pinsa."
"Rasulullah juga nggak pernah minta jadi rasul, Lif.."
Astaghfirullah. Saya tersadar, bahwa apa yang saya ucapkan seperti menyalahkan Allah, seperti menolak ketetapan-Nya.
Terkadang kita 'harus' menerima sesuatu yang Allah beri tanpa syarat.
Seringnya, ikhlas merupakan sesuatu yang paling sulit kita lakukan, padahal dibalik itu semua, Allah sudah menyiapkan berlipat pahala dan Jannah yang dijanjikan-Nya.
Allahummaghfirlanaa..
No comments:
Post a Comment