Bismillah..
Tak terasa, saat ini saya sudah berada di penghujung kelas dua SMA.
Tak terasa, hari-hari menuju UKK makin dekatnya.
Tak terasa, bulan Ramadhan tinggal menghitung hari saja.
Tak terasa, tinggi badan adik hampir menyamai saya.
Tak terasa, uban di kepala abi semakin lebatnya.
Tak terasa, umi sudah mulai ringkih tenaganya.
Tak terasa, gigi susu adik mulai tanggal satu persatu.
Sungguh, kita tidak bisa merasakan berlalunya waktu sampai kita sadar bahwa segalanya memang sudah berlalu.
Lalu apa?
Kata orang,
Waktu adalah pedang. Siapapun yang tidak menggunakannya dengan baik, maka waktu itu sendiri yang akan membunuhnya.
Kata orang juga,
Waktu adalah uang. Bagi manusia saat ini, mungkin uang adalah segalanya. Maka begitu juga dengan waktu. Tidak memanfaatkannya dengan baik sama dengan menyia-nyiakan waktu itu sendiri.
Allah membahas secara khusus tentang waktu dalam Surah Al 'Ashr.
Bahkan disitu, Allah bersumpah atas nama waktu bahwa manusia benar-benar dalam kerugian.
Sadarkah kita?
Mungkin terlihat sepele atau memang sepele.
Tapi lihatlah orang-orang sukses itu,
Mungkin mereka mengenal kata 'lelah'.
Tapi mereka tak mengenal kata 'istirahat'.
Setelah kegiatan satu selesai, sedikit jeda atau bahkan tidak sama sekali, mereka langsung melakukan kegiatan lainnya.
Kadang saya iri melihat orang yang bisa me-manage waktunya dengan baik.
Itu berarti ia adalah orang yang menghargai waktu.
Mari manfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya,
karena walau kita meminta ia kembali, dengan tersenyum ia melambaikan tangan dan berkata "selamat tinggal"
Alhamdulillah.
Saturday 25 April 2015
Friday 24 April 2015
The Amazing 'Drama Arena'
Bismillah..
Cerita ini bermula saat OSIA (OSIS) bagian Ta'lim PPTQ Ibnu Abbas membuat program kerja OSIA. Dari diskusi panjang dan alot itu tercetuslah satu program kerja bernamakan "Drama Arena". Yaitu bermain peran dengan seluruh dialognya menggunakan bahasa asing.
Dan OSIA mendapat giliran pertama untuk tampil dan memberi 'contoh' kepada yang lain.
Persiapan tak lebih dari dua pekan.
Dengan anggota OSIA yang beranggotakan 66 orang.
Mengoordinir berpuluh pribadi beragam.
Ditambah pelafalan bahasa inggris yang 'menuntut' belajar.
Banyaknya perlengkapan yang dibutuhkan.
Rumitnya dekorasi yang harus diselesaikan.
Lelahnya raga ketika dua pekan harus begadang.
Dan..
Segala puji bagi Allah.
Semuanya terbayar.
"MINE"
Riuh penonton menyaksikan.
Aku bersyukur dalam hati.
Aku tersenyum di belakang.
Kuacungkan jempol untuk kalian dan usaha kalian.
Aku menangis malu dan bahagia.
Malu karena aku tak bisa berbuat banyak.
Bahkan, tanpaku sedikitpun, aku yakin kalian bisa dengan izin-Nya.
Dan, bahagia karena memiliki kalian.
Semangat kalian, usaha kalian, tangis, senyum dan tawa kalian..
Adalah pengerat ukhuwah ini.
Pengobat lara ini.
Satu ibrah yang dapat ku petik dari Drama Arena ini.
Kalian bisa! Kita bisa jika kita mau disertai usaha.
Benar kata orang.
Semakin keadaan 'menekan', semakin terpaculah kita.
Tiada kata selain..
Aku mencintai kalian karena Allah.
Semoga kita selalu istiqomah menjalankan amanah dan tanggung jawab ini, bersama :)
Cerita ini bermula saat OSIA (OSIS) bagian Ta'lim PPTQ Ibnu Abbas membuat program kerja OSIA. Dari diskusi panjang dan alot itu tercetuslah satu program kerja bernamakan "Drama Arena". Yaitu bermain peran dengan seluruh dialognya menggunakan bahasa asing.
Dan OSIA mendapat giliran pertama untuk tampil dan memberi 'contoh' kepada yang lain.
Persiapan tak lebih dari dua pekan.
Dengan anggota OSIA yang beranggotakan 66 orang.
Mengoordinir berpuluh pribadi beragam.
Ditambah pelafalan bahasa inggris yang 'menuntut' belajar.
Banyaknya perlengkapan yang dibutuhkan.
Rumitnya dekorasi yang harus diselesaikan.
Lelahnya raga ketika dua pekan harus begadang.
Dan..
Segala puji bagi Allah.
Semuanya terbayar.
"MINE"
Riuh penonton menyaksikan.
Aku bersyukur dalam hati.
Aku tersenyum di belakang.
Kuacungkan jempol untuk kalian dan usaha kalian.
Aku menangis malu dan bahagia.
Malu karena aku tak bisa berbuat banyak.
Bahkan, tanpaku sedikitpun, aku yakin kalian bisa dengan izin-Nya.
Dan, bahagia karena memiliki kalian.
Semangat kalian, usaha kalian, tangis, senyum dan tawa kalian..
Adalah pengerat ukhuwah ini.
Pengobat lara ini.
Satu ibrah yang dapat ku petik dari Drama Arena ini.
Kalian bisa! Kita bisa jika kita mau disertai usaha.
Benar kata orang.
Semakin keadaan 'menekan', semakin terpaculah kita.
Tiada kata selain..
Aku mencintai kalian karena Allah.
Semoga kita selalu istiqomah menjalankan amanah dan tanggung jawab ini, bersama :)
Wednesday 22 April 2015
Aku ingin terus berjuang
Selama kaki ini masih bisa berjalan
Walau harus terseok tak karuan
Aku ingin terus berjuang
Selama mata ini masih bisa memandang
Walau toh hanya kedipan
Aku ingin terus berjuang
Selama nafas ini masih dalam hirupan
Walau kadang sesenggukan
Aku ingin terus berjuang
Selama jiwa ini masih ber'azzam
Walau dalam perjalanannya harus dahaga dan kelaparan
Aku ingin terus berjuang di jalan-Mu Rabbii..
Apapun kondisinya
Bagaimanapun keadaannya.
Allahumma irhamnaa..
Selama kaki ini masih bisa berjalan
Walau harus terseok tak karuan
Aku ingin terus berjuang
Selama mata ini masih bisa memandang
Walau toh hanya kedipan
Aku ingin terus berjuang
Selama nafas ini masih dalam hirupan
Walau kadang sesenggukan
Aku ingin terus berjuang
Selama jiwa ini masih ber'azzam
Walau dalam perjalanannya harus dahaga dan kelaparan
Aku ingin terus berjuang di jalan-Mu Rabbii..
Apapun kondisinya
Bagaimanapun keadaannya.
Allahumma irhamnaa..
Subscribe to:
Posts (Atom)
Merenda Harap
Pandemi belum juga berakhir Satu dua hal yang direncanakan seolah mangkir Sesuatu yang tak pernah terfikir Atas kuasa-Nya begitu saja hadir ...
-
Kehidupan di kampus memang selalu menarik untuk diceritakan Dinamika yang sudah satu tingkat 'luar biasa' dibanding dinamika di mas...
-
Bismillah. Kali ini saya ingin bercerita, lebih tepatnya merefleksi diri dari peristiwa yang saya alami kurang lebih satu bulan lalu. Ha...
-
You can find another me on tumblr :) See you when I see you !