Dinamika yang sudah satu tingkat 'luar biasa' dibanding dinamika di masa-masa sekolah membuatnya selalu mengesankan.
Pernah, suatu saat aku mendengar kakak tingkat, bercerita tentang perjuangan seorang sahabat di masa Rasulullah SAW yang berdarah-darah, yang walaupun salah satu lengannya sudah ditebas oleh musuh, ia terus saja berjuang, memperjuangkan agama yang diyakininya dengan sepenuh hati, memperjuangkan izzah islam di masa itu.
Aku merefleksikan sikap 'totalitas'ku dalam perjuangan di kampus selama dua tahun terakhir ini
Aku merefleksikan 'totalitas' dalam perjalanan yang ku kira sudah begitu panjang untuk ukuran mahasiswa semester lima sepertiku
Ah, totalitas?
Bahkan mendengarnya aku sangsi
"Nafas kita harus panjang, akh!" Kata salah seorang kakak tingkat waktu itu.
Dalam. Dalam sekali maknanya.
Kalimat yang selalu terngiang di benakku hingga saat ini
Dalam perjuangan ini,
Dalam perjalanan ini,
Dalam kehidupan ini,
Mungkin nafas kita sudah tersengal, bahkan hanya untuk sekedar membicarakannya sebentar saja
Tapi usia perjuangan ini lebih panjang -bahkan- dari usia kita sendiri.
Aku pikir, seharusnya memang 'nafas' perjuangan ini selalu panjang
Setidaknya, sepadan dengan usia yang Allah beri kepada kita
Karena tak ada yang ringan dalam perjuangan, yang ada hanya saling meringankan
Maka 'nafas' yang harus kita jaga bersama adalah nafas yang tak pernah putus
Ya. Nafas kita harus panjang!
Sepanjang kesempatan yang Allah beri untuk memperjuangkan Diin-Nya.
Malang, 23 November 2018
KADGUNLATUR | Online casino, gambling, sportsbetting, kadangpintar.com
ReplyDeleteKARGUNLATUR | Online casino, gambling, sportsbetting, kadangpintar.com. KARGUNLATUR | Online casino, gambling, sportsbetting, kadangpintar.com. KARGUNLATUR | Online 온카지노 가입쿠폰 casino, gambling,