Thursday 14 August 2014

Untitled #4

Bismillah..

Mungkin, ini adalah posting terakhir saya sebelum kembali ke pondok.
Saya hanya ingin mengucapkan..

Thanks a lot for all my friends especially Drw, Sifa, Rida, Hafi, Dila, Nanda, Sita..
Juga temen-temen yang lain, yang sudah dengan ikhlas dan senang hati mengisi libur saya satu bulan lebih ini.
Tanpa kalian, mungkin hari-hari saya terasa hampa *ciyee* karena sejujurnya, saya banyak nganggurnya di rumah :D
I'll miss you all so damn much {}



Kita mewakili temen2 lain yg blm bisa dateng halal bi halal SD :)

Of course, for umi, abi, aufa and adiba..
Thanks a lot for being my extraordinary family..
Semoga perjuanganku di Ibnu Abbas tak sia-sia..
Wish Allah blesses you all :)
And I'll miss you so damn much, much, much {} :*


when I was 6th grade before my dad's departure to China :) 

Tuesday 12 August 2014

Proposal Hidup

Bismillah..

Cerita ini bermula saat saya dan teman-teman SD berkumpul untuk mengadakan acara semacam reuni beberapa angkatan (baca: Our "First") yang didalamnya terdapat acara yang bertajuk "Proposal Hidupku" atas usul seorang teman.
Nah, di acara itu, saya menjadi semacam guide-nya.

Proposal hidup ditulis disebuah kertas yang berisi impian-impian saya untuk 3-4 tahun kedepan beserta usaha dan cara untuk mewujudkannya.
Meski bukan yang pertama kali, tapi saya merasa proposal hidup yang saya buat saat itu sudah lebih real karena menulisnya dengan penuh kesungguhan.

15 Agustus 2013

                                                                                 





Dan tujuan saya memposting ini adalah, untuk mengajak teman-teman sekalian untuk melihat masa depan. Karena kita hidup bukan untuk hari ini saja. Melainkan hari esok dan selanjutnya.

Kertas berisi proposal hidup ini masih setia tersimpan di dalam dompet saya, walaupun sekarang sudah agak lecek karena sering saya buka guna merenung dan memotivasi diri saya sendiri untuk BERANI mewujudkan apa yang telah saya tulis dan saya impikan.

Mengingat saat ini saya sudah kelas dua SMA, yang tidak lama lagi akan terjun ke dunia masyarakat, dan akan benar-benar terlihat hasil pendidikan selama 12 tahun menimba ilmu di Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas. 

Saya pikir, untuk remaja seumuran saya (mendekati umur 16, 17) tak pantas lagi berkata "Aku MASIH umur 16 kok, nyantai aja, masih banyak waktu buat seneng-seneng". Tapi yang benar dan saya yakini adalah "Saya SUDAH berumur 16 tahun. APA YANG SUDAH SAYA LAKUKAN MINIMAL UNTUK DIRI SAYA SENDIRI? APA YANG SUDAH SAYA LAKUKAN UNTUK ORANG TUA SAYA? APA YANG SUDAH SAYA LAKUKAN UNTUK TEMAN-TEMAN? Bahkan, APA YANG SUDAH SAYA LAKUKAN UNTUK BANGSA INI?"

Namun bukan hanya sekedar bertanya pada diri sendiri, tapi harus ada ACTION untuk menjadikan mimpi-mimpi itu nyata.

Mungkin apa yang telah saya lakukan (menulis proposal hidup) bisa teman-teman lakukan. karena jujur saja, setiap saya membuka kembali kertas itu (kertas proposal hidup), saya makin termotivasi untuk benar-benar mewujudkannya.

Curhat sedikit.. Dilarang protes, karena blog ini milik saya, dan saya bebas menulis apa saja yang ingin saya tulis :))

Jujur, saya sangat prihatin dengan pemuda-pemudi Indonesia yang masih menyia-nyiakan waktu yang Allah beri dengan sukacitanya kepada mereka. Pacaran, nongkrong, hang out tanpa tujuan, dan segudang aktivitas lain yang sedikit bahkan tidak ada manfaatnya. 
Ayo!! Masa depan Indonesia ada di tangan pemudanya! 
Masihkah teman-teman semua rela Indonesia dijajah oleh bangsa asing meski bukan secara fisik, tapi secara pemikiran namun efeknya jauh lebih dahsyat membahayakan?? 

Mari berbenah diri, termasuk saya sendiri khususnya. Karena semua yang saya tulis tujuan utamanya adalah untuk menasihati diri saya sendiri.

Dan saya harap, teman-teman semua mendoakan agar saya dapat segera mewujudkan mimpi saya yang pertama di proposal hidup yang telah saya tulis, yakni Menghafal Al Qur'an 30 juz. 
Semoga tahun ini menjadi tahun yang barokah, dan saya dapat menyelesaikannya tahun ini juga.
Amiiin Ya Rabb...

Sekian. Semoga bermanfaat :)


Sunday 10 August 2014

How About Us?

Bismillah..

Ceritanya, setiap hari senin-sabtu setelah maghrib selalu ada 4 orang anak kelas 3 SD yang belajar mengaji dirumah saya yang dibimbing oleh umi (ibu) saya sendiri..
Suatu ketika, umi berhalangan mengajar mengaji karena diundang untuk menghadiri sebuah acara. Dan akhirnya, beliau meminta tolongi saya untuk menggantikan mengajar anak-anak itu.
Meski bukan pertama kali mengajar, saya tetap merasa sedikit 'grogi' karena seingat saya, terakhir mengajar anak SD sekitar satu setengah tahun lalu.
Tapi yasudahlah.. Bismillah, saya mengajar anak-anak itu, semoga saya tidak salah mengajarkan kalam Allah kala itu.
Saya juga teringat hadist ini "Sebaik-baik kalian adalah yang belajar al qur'an dan mengajarkannya" Makin semangatlah saya :)
Dan "poin" yang ingin saya sampaikan disini adalah..
Saya terharu ketika salah seorang anak tadi (sebut saja "A")  terlambat datang. Lalu saya bertanya mengapa ia terlambat. Jawabnya dengan penuh keluguan "baru pulang sekolah tadi habis maghrib.."
Ternyata A tidak sekolah di sekolah islam seperti 3 orang yang lain, tetapi SD negeri yang notabene pendidikan agamanya sangat minim jika dibandingkan dengan sekolah islam "tulen" dan ia bersekolah di luar kota. Bayangkan betapa lelahnya..
Dan percakapan tadi membuat saya berfikir..
Seorang anak kelas 3 SD, baru tiba dirumah setelah maghrib, lalu setelah itu belajar mengaji, yang mungkin hanya dengan "sisa" tenaga. Tapi semangat belajar mengajinya luar biasa. Patut kita contoh.
So, how about us? 
Terkadang, kita yang sudah dewasa saja masih mengeluh jika harus menimba ilmu-ilmu Allah.. Dengan berbagai alasan. Entah capek, atau alasan lainnya. Ya, sesekali boleh istirahat.. Tapi untuk ilmu, sepertinya tidak ada kata lelah mencarinya :))

Semoga yang 'sedikit' ini bisa menjadi instropeksi untuk kita semua dan saya khususnya..
Sekian.

Friday 1 August 2014

Untitled #3



Entah mengapa aku ingin menulis ini..
Ya.
Mungkin sedikit cerita hati, yang tabu untuk sekedar dimengerti..

Aku ingin bebas..
Aku ingin tersenyum lepas..
Ceria, bersama awan diatas..

Aku.
Aku ingin sedikit saja, tertawa..
Tanpa beban menderita..

Ah!
Aku hanya tidak bersyukur.
Masih banyak diluar sana, remaja sepertiku yang tak seberuntung aku.

Hati.
Ia memang hati.
Yang semenit bisa berbagi, namun semenit kemudian bisa berhenti.

Apa?
Hati ini hampa.
Dan bodohnya aku tak berusaha mengerti.

Haus.
Hati ini haus.
Entah haus apa dan karena apa..

Lihatlah..
Bahkan dedaunan itu tak sanggup melambai padamu..
Ada apa gerangan?

Sepi..
Disini sepi.
Karena orang-orang masih bersukacita dengan Idul Fitri..

Aku kesepiaan!!

Aku masih terseok..
Berusaha melangkah lagi.
Lalu terjatuh.
Bangkit lagi.
Terjatuh lagi.
Bangkit lagi.
Entah sampai kapan..

Aku rindu.
Aku rindu ketika bahagia menyelimutiku.
Aku rindu ketika aku teteskan air mata bahagiaku.

Hidup.
Inilah hidup!
Karunia yang dengan 'sukacita' Ia beri untukku.
Ia hanya memintaku tunduk dan patuh pada-Nya.
Itu saja.
Mengapa masih menggerutu menjalaninya?

*goresan tak jelas dan tak berarti dari seorang anak yang mungkin sedang mencari arti hidupnya

Merenda Harap

Pandemi belum juga berakhir Satu dua hal yang direncanakan seolah mangkir Sesuatu yang tak pernah terfikir Atas kuasa-Nya begitu saja hadir ...