Friday, 1 August 2014

Untitled #3



Entah mengapa aku ingin menulis ini..
Ya.
Mungkin sedikit cerita hati, yang tabu untuk sekedar dimengerti..

Aku ingin bebas..
Aku ingin tersenyum lepas..
Ceria, bersama awan diatas..

Aku.
Aku ingin sedikit saja, tertawa..
Tanpa beban menderita..

Ah!
Aku hanya tidak bersyukur.
Masih banyak diluar sana, remaja sepertiku yang tak seberuntung aku.

Hati.
Ia memang hati.
Yang semenit bisa berbagi, namun semenit kemudian bisa berhenti.

Apa?
Hati ini hampa.
Dan bodohnya aku tak berusaha mengerti.

Haus.
Hati ini haus.
Entah haus apa dan karena apa..

Lihatlah..
Bahkan dedaunan itu tak sanggup melambai padamu..
Ada apa gerangan?

Sepi..
Disini sepi.
Karena orang-orang masih bersukacita dengan Idul Fitri..

Aku kesepiaan!!

Aku masih terseok..
Berusaha melangkah lagi.
Lalu terjatuh.
Bangkit lagi.
Terjatuh lagi.
Bangkit lagi.
Entah sampai kapan..

Aku rindu.
Aku rindu ketika bahagia menyelimutiku.
Aku rindu ketika aku teteskan air mata bahagiaku.

Hidup.
Inilah hidup!
Karunia yang dengan 'sukacita' Ia beri untukku.
Ia hanya memintaku tunduk dan patuh pada-Nya.
Itu saja.
Mengapa masih menggerutu menjalaninya?

*goresan tak jelas dan tak berarti dari seorang anak yang mungkin sedang mencari arti hidupnya

No comments:

Post a Comment

Merenda Harap

Pandemi belum juga berakhir Satu dua hal yang direncanakan seolah mangkir Sesuatu yang tak pernah terfikir Atas kuasa-Nya begitu saja hadir ...