Thursday 23 July 2015

Secuil Nasihat

"Beruntunglah kau yang dicintai orang yang shalih; namamu tak berceceran di postingan; namamu hanya terlantun di setiap syair doanya.
Seorang yang shalih; cintanya padamu tidak terungkap dengan rayu manis atau gombalan semu; tapi cintanya terungkap dengan kerja, doa, dan ikhtiar tuk segera menghalalkanmu.
Tidak ada yang bisa terhindar dari jatuh cinta, termasuk orang-orang shalih; tapi cintanya unik, sebelum sampai di bumi, perasaanya sudah sampai di langit.
Sebab mencintaimu, hanyalah getaran dari cintanya pada Allah :)"


Nasihat dari seorang teman untuk kita semua- 

Tuesday 21 July 2015

For All Students :)


Dare to Dream, Dare to Reach it

Bismillah.

Lagi-lagi saya berbicara soal mimpi. Semoga tidak bosan J

Tulisan hasil pemikiran sederhana saya ini tiba-tiba muncul ketika saya mengetahui kabar bahwa “UN SMA Tahun Pelajaran 2015-2016 kabarnya akan maju dua bulan dari biasanya.” Spontan saya shock, begitu juga teman-teman. Yang kami pikirkan hanya “APA KAMI BISA?”
Saya sendiri tidak yakin. Meski sebagian besar materi pelajaran kelas 12 hanya mengulang pelajaran tahun sebelumnya, tapi justru ‘MENGULANG’ itu butuh energi besar dan mental kuat. Karena kami harus mengingat kembali segudang rumus (karena kami jurusan IPA) yang pernah diajarkan. Jika tidak terbiasa, mungkin kami akan stress duluan -_-

Dari situ pula saya berfikir “Ya Allah, masa depan kami terasa begitu dekat, yang mau tidak mau kami harus menghadapinya.” Walaupun, setiap hari adalah masa depan dari hari-hari sebelumnya J
Dare to Dream. Berani bermimpi. Berani bercita-cita.
Kata itu semakin menguatkan saya ketika tempo hari saya pergi ke toko buku untuk membeli buku-buku latihan soal UN maupun SBMPTN. Ketika itu saya berdiskusi dengan ayah saya.
“Kalau mau milih jurusan, harus tentukan dulu cita-citamu, Lif. Setelah itu sesuaikan dengan passion (bakat)  dan ability (kemampuan)mu.”
Ya. Kita harus dan wajib berani bermimpi! Karena dalam mimpi dan cita-cita itu, terdapat sebagian tujuan hidup kita bukan? Apa jadinya hidup bila kita tak mempunyai cita-cita? Mungkin kita menjadi pribadi yang tak terarah, karena tidak punya tujuan hidup, dan kemungkinan-kemungkinan lain yang tidak bisa kita duga.

Dare to Reach it. Berani mewujudkannya.
Setelah bermimpi, tentu ada konsekuensi dari “keberanian untuk bermimpi” itu sendiri. Ya. Salah satu konsekuensi itu adalah “Berani Mewujudkannya”.
Jika kita hanya berani bermimpi namun tidak berusaha mewujudkannya, maka sama saja, semua mimpi itu nothing, tidak ada apa-apanya.
“Kalau kamu pilih jurusan ekonomi, sedangkan sekarang kamu jurusan IPA, berarti kamu harus belajar dua kali lipat. Belajar IPS sendiri, juga belajar IPA. Itu konsekuensi, Lif.” Begitu kata ayah saya.
Setelah semua usaha dan ikhtiar kita lakukan, serahkan semua hasilnya pada Allah. Kita bertawakkal pada-Nya. Seperti ayat dalam Al Qur’an Surat Ali ‘Imran ayat 159 “...Kemudian apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakkal.” Allah sangat ‘bermain’ dalam penentuan hasil apa yang telah kita usahakan. Maka, mari bersama-sama kita berikhtiar untuk menjadi pribadi bermanfaat, yang hadirnya dibutuhkan oleh ummat, dengan cara-cara yang tentu diridhoi-Nya.

Faidzaa ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah.

Semoga bermanfaat J


Alhamdulillah. 

Monday 13 July 2015

Teriring Doa

Bismillah.

Tulisan kali ini sangat sederhana, tapi dari kesederhanaan itulah yang membuatnya berharga.

Saya harus bersyukur dengan semua karunia-Nya. Berada di lingkungan yang baik, memiliki orang-orang yang tulus mendoakan dan men-support saya, entah ketika saya sedang down, ketika sedang bersuka cita, dan kapanpun itu.

















Semoga Allah mengijabah doa-doa antum semua. Dan menjadikan motivasi bagi saya untuk terus melanjutkan perjuangan menjaga Kalam Ilahi-Nya.

Jazakumullah Khairan Jaza' atas segala doa, dukungan, perhatian dan segala bentuk empati maupun simpati untuk saya. Semoga Allah memudahkan urusan kita semua. 

Dengan penuh rasa syukur
Alifa Dzakiyah


Wednesday 8 July 2015

Ketika Allah Berkehendak..

Bismillah.

Saya menulis ini bukan berarti saya sudah baik. Namun semoga, apa-apa yang saya tulis disini dapat diambil sedikit manfaatnya. Sungguh, jika dibandingkan dengan teman-teman saya yang lain, saya berada jauh di bawah mereka. Dan, hina diri ini tak lebih hanya ingin berbagi hikmah apa yang pantas dibagi dan mengamalkan salah satu ayat Allah "Wa Ammaa bi Ni'mati Rabbika Fahaddits". Itu saja.

Jadi ceritanya.. Hari Sabtu, 4 Juli kemarin menjadi Historical Day bagi saya. Karena tepat pada pukul 8 pagi lewat 55 menit, di umur saya kira-kira yang ke 16 tahun 10 bulan, Alhamdulillah, Biidznillah.. Saya menyelesaikan ziyadah (menambah hafalan) terakhir saya, tepat satu jam sebelum kepulangan Ramadhan dan Idul Fitri ke rumah. Bersama salah satu teman saya yang hafidzah juga sudah menjadi ustadzah di pondok tempat saya belajar. Betapa perjuangan saya saat itu menjadi kenangan yang tidak akan saya lupakan. Perjuangan ketika teman-teman lain packing untuk pulang, saya justru nyantai dan i'tikaf di musholla pondok untuk menyelesaikan hafalan saya. Dan karena itu pula, saya mengganggu packing teman yang akan menyimak hafalan saya. Forgive me :) Tetapi dibalik itu semua, ia tulus menyimak saya dan sempat mengatakan kepada saya, "Lif, Barakallah ya..", "Apaan, belum selesai juga..", "Pokoknya, aku mau jadi orang pertama yang ngucapin Barakallah ke kamu..", "Aneh banget.. Ya ntar lah Fi, kalo udah selesai.. Doain ya. Sebelum pulang pokoknya udah harus selesai!", "Semangat ya, Lip!". Itulah sedikit cuplikan percakapan dengan teman saya. Betapa saya harus mensyukuri salah satu nikmat-Nya mempunyai teman-teman, kakak kelas, adik kelas, ustadz-ustadzah, dan keluarga yang selalu mensupport saya. Alhamdulillah. 

Saya juga teringat dengan Proposal Hidup yang saya buat. Disitu tertera "Hafal 30 juz dan bisa mengamalkannya dalam kehidupan". Betapa kekuatan doa yang diwujudkan dalam bentuk 'Proposal Hidup' kepada Allah, benar-benar nyata. Meskipun dalam pengamalan isi Al Qur'an, saya masih terseok-seok, tapi InsyaAllah akan terus berusaha. Jika sudah berniat, maka saya percaya Allah yang akan memberi jalannya, Allah yang memampukan, Allah juga yang akan menyempurnakan pertolongan-Nya, selama kita meminta dan terus meminta kepada-Nya.

Saya juga teringat nasihat seorang ustadzah kepada kami. "Mbak.. Bersyukurlah kalian, sejak umur belia sudah mengenal Al Qur'an, sudah menghafal Al Qur'an, sudah mengerti sebagian isinya.." Lalu kami bertanya, "Bagaimana dengan ustadzah? Saya rasa, ustadzah juga paham isi Al Qur'an.. Buktinya, ustadzah bisa mendidik kami dengan begitu bijaknya..". "Terkadang ustadzah malu, mbak.. Ustadzah malu dengan sahabat-sahabat Rasul terdahulu, salah satunya Khalid bin Walid.", "Ada apa dengan Khalid bin Walid, ustadzah?" Saya semakin penasaran. "Ketika itu, Khalid bin Walid memegang mushafnya sambil berkata 'Syagholatnii 'Ankal Jihaad..' Jihad telah menyibukkan aku darimu, wahai Kalamullah.." 
Mata saya berkaca-kaca. "Khalid bin Walid tidak menghafal Al Qur'an seperti sahabat lain karena disibukkan oleh jihad, menjadi panglima dalam banyak peperangan, sedangkan ustadzah.." Ustadzah itu menunduk. "Ah, mbak.. Sekarang ustadzah sudah punya anak. Semangat menghafal ustadzah baru muncul ketika ustadzah menikah. Dan sekarang, ustadzah sibuk ngurus anak.." 

Begitu kira-kira nasihat ustadzah kepada saya, kepada teman-teman. 
Maka, bersyukurlah wahai jiwa yang didalam hatinya sudah terpatri Kalamullah.
Berbahagialah wahai jiwa yang didalam hatinya sudah berazzam untuk menjaga kitab-Nya sampai akhir hayat. 
Tinggal bagaimana kita mengamalkan apa yang setiap hari kita baca, yang kita hafal, dan kita jaga itu dalam kehidupan. 
Perlahan tapi pasti, mari bersama kita menjaga sekaligus mentadabburi ayat-ayatNya dengan penuh keikhlasan. 

"Dan sungguh telah Kami mudahkan Al Qur'an untuk peringatan. Maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?" (QS. Al Qomar: 17, 22, 32, 40)

Allahummarhamnaa bil Qur'an..

Tuesday 7 July 2015

"You must know that there's nothing higher, or stronger, or sounder, or more useful afterwards in life, than somegood memory, especially a memory from childhood, from the parental home. You hear a lot said about your education, yet some such beautiful, sacred memory preserved from childhood is perhaps the best education. If a man stores up many such memories to make into life, then he is saved for his whole life. And even if only one good memory remains with us in our heart, that alone may serve some day for our salavation."

"Doestoevsky's-The Brothers Karamazou"
"Selalu ada yang tersisa dari masa lalu yang ingin kita tinggalkan. Selalu ada yang tertinggal dari pribadi lampau yang hendak kita lupakan. Sebab kita manusia, perubahan yang paling tajam dan menyeluruh pun masih akan meninggalkan sudut-sudut bergeming"

Salim A. Fillah dalam bukunya, Lapis-Lapis Keberkahan.

XII IPA 2


Bismillah..

Ketika mendengar seorang teman berkata, "Welcome kelas 12...", sontak saja saya kaget dan setengah tidak percaya. Ketika laporan hasil belajar kelas 11 dibagikan, teman saya bergumam "Cepet banget.. Ngga kerasa udah mau kelas 12.." Pun begitu dengan apa yang saya rasa. Ada sedikit rasa takut ketika tau, saya akan memasuki dunia baru, kelas 12. Ketakutan itu bermacam-macam. Takut gagal, takut terjatuh, dan ketakutan-ketakutan lain. Pernah ada seorang ustadz berkata, "Apa yang kalian rasakan ketika masuk kelas 12, mbak? Sudah siapkah kalian untuk dikembalikan kepada ummat, setelah 3-6 tahun kalian diasingkan untuk mempersiapkan kalian menjadi generasi Robbani yang bermanfaat untuk ummat?" Jujur saja, saya tersentak dengan kata-kata ustadz tersebut yang sekaligus menjadi motivasi bagi saya untuk tidak pernah berhenti berjuang, dan tidak takut akan apapun yang terjadi di masa depan.
Mungkin catatan ini berlebihan atau memang berlebihan bagi orang lain, tetapi bagi saya, ini adalah langkah awal menuju hari-hari kelas 12 nantinya. Dan dari setiap detik kehidupan yang saya lalui, membuat saya mengerti bahwa kita memang tidak bisa memnetukan akan seperti apa masa depan kita. Tetapi kita bisa mengusahakan agar masa depan itu seperti yang kita inginkan. Biidznillah..

Alhamdulillah.

Merenda Harap

Pandemi belum juga berakhir Satu dua hal yang direncanakan seolah mangkir Sesuatu yang tak pernah terfikir Atas kuasa-Nya begitu saja hadir ...