Bismillah.
Saya menulis ini bukan berarti saya sudah baik. Namun semoga, apa-apa yang saya tulis disini dapat diambil sedikit manfaatnya. Sungguh, jika dibandingkan dengan teman-teman saya yang lain, saya berada jauh di bawah mereka. Dan, hina diri ini tak lebih hanya ingin berbagi hikmah apa yang pantas dibagi dan mengamalkan salah satu ayat Allah "Wa Ammaa bi Ni'mati Rabbika Fahaddits". Itu saja.
Jadi ceritanya.. Hari Sabtu, 4 Juli kemarin menjadi Historical Day bagi saya. Karena tepat pada pukul 8 pagi lewat 55 menit, di umur saya kira-kira yang ke 16 tahun 10 bulan, Alhamdulillah, Biidznillah.. Saya menyelesaikan ziyadah (menambah hafalan) terakhir saya, tepat satu jam sebelum kepulangan Ramadhan dan Idul Fitri ke rumah. Bersama salah satu teman saya yang hafidzah juga sudah menjadi ustadzah di pondok tempat saya belajar. Betapa perjuangan saya saat itu menjadi kenangan yang tidak akan saya lupakan. Perjuangan ketika teman-teman lain packing untuk pulang, saya justru nyantai dan i'tikaf di musholla pondok untuk menyelesaikan hafalan saya. Dan karena itu pula, saya mengganggu packing teman yang akan menyimak hafalan saya. Forgive me :) Tetapi dibalik itu semua, ia tulus menyimak saya dan sempat mengatakan kepada saya, "Lif, Barakallah ya..", "Apaan, belum selesai juga..", "Pokoknya, aku mau jadi orang pertama yang ngucapin Barakallah ke kamu..", "Aneh banget.. Ya ntar lah Fi, kalo udah selesai.. Doain ya. Sebelum pulang pokoknya udah harus selesai!", "Semangat ya, Lip!". Itulah sedikit cuplikan percakapan dengan teman saya. Betapa saya harus mensyukuri salah satu nikmat-Nya mempunyai teman-teman, kakak kelas, adik kelas, ustadz-ustadzah, dan keluarga yang selalu mensupport saya. Alhamdulillah.
Saya juga teringat dengan Proposal Hidup yang saya buat. Disitu tertera "Hafal 30 juz dan bisa mengamalkannya dalam kehidupan". Betapa kekuatan doa yang diwujudkan dalam bentuk 'Proposal Hidup' kepada Allah, benar-benar nyata. Meskipun dalam pengamalan isi Al Qur'an, saya masih terseok-seok, tapi InsyaAllah akan terus berusaha. Jika sudah berniat, maka saya percaya Allah yang akan memberi jalannya, Allah yang memampukan, Allah juga yang akan menyempurnakan pertolongan-Nya, selama kita meminta dan terus meminta kepada-Nya.
Saya juga teringat nasihat seorang ustadzah kepada kami. "Mbak.. Bersyukurlah kalian, sejak umur belia sudah mengenal Al Qur'an, sudah menghafal Al Qur'an, sudah mengerti sebagian isinya.." Lalu kami bertanya, "Bagaimana dengan ustadzah? Saya rasa, ustadzah juga paham isi Al Qur'an.. Buktinya, ustadzah bisa mendidik kami dengan begitu bijaknya..". "Terkadang ustadzah malu, mbak.. Ustadzah malu dengan sahabat-sahabat Rasul terdahulu, salah satunya Khalid bin Walid.", "Ada apa dengan Khalid bin Walid, ustadzah?" Saya semakin penasaran. "Ketika itu, Khalid bin Walid memegang mushafnya sambil berkata 'Syagholatnii 'Ankal Jihaad..' Jihad telah menyibukkan aku darimu, wahai Kalamullah.."
Mata saya berkaca-kaca. "Khalid bin Walid tidak menghafal Al Qur'an seperti sahabat lain karena disibukkan oleh jihad, menjadi panglima dalam banyak peperangan, sedangkan ustadzah.." Ustadzah itu menunduk. "Ah, mbak.. Sekarang ustadzah sudah punya anak. Semangat menghafal ustadzah baru muncul ketika ustadzah menikah. Dan sekarang, ustadzah sibuk ngurus anak.."
Begitu kira-kira nasihat ustadzah kepada saya, kepada teman-teman.
Maka, bersyukurlah wahai jiwa yang didalam hatinya sudah terpatri Kalamullah.
Berbahagialah wahai jiwa yang didalam hatinya sudah berazzam untuk menjaga kitab-Nya sampai akhir hayat.
Tinggal bagaimana kita mengamalkan apa yang setiap hari kita baca, yang kita hafal, dan kita jaga itu dalam kehidupan.
Perlahan tapi pasti, mari bersama kita menjaga sekaligus mentadabburi ayat-ayatNya dengan penuh keikhlasan.
"Dan sungguh telah Kami mudahkan Al Qur'an untuk peringatan. Maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?" (QS. Al Qomar: 17, 22, 32, 40)
Allahummarhamnaa bil Qur'an..