Bismillah.
Lagi-lagi saya
berbicara soal mimpi. Semoga tidak bosan J
Tulisan hasil
pemikiran sederhana saya ini tiba-tiba muncul ketika saya mengetahui kabar
bahwa “UN SMA Tahun Pelajaran 2015-2016 kabarnya akan maju dua bulan dari
biasanya.” Spontan saya shock, begitu juga teman-teman. Yang kami
pikirkan hanya “APA KAMI BISA?”
Saya sendiri tidak
yakin. Meski sebagian besar materi pelajaran kelas 12 hanya mengulang pelajaran
tahun sebelumnya, tapi justru ‘MENGULANG’ itu butuh energi besar dan mental
kuat. Karena kami harus mengingat kembali segudang rumus (karena kami jurusan
IPA) yang pernah diajarkan. Jika tidak terbiasa, mungkin kami akan stress
duluan -_-

Dare to Dream.
Berani bermimpi. Berani bercita-cita.
Kata itu semakin
menguatkan saya ketika tempo hari saya pergi ke toko buku untuk membeli
buku-buku latihan soal UN maupun SBMPTN. Ketika itu saya berdiskusi dengan ayah
saya.
“Kalau mau milih
jurusan, harus tentukan dulu cita-citamu, Lif. Setelah itu sesuaikan dengan passion
(bakat) dan ability (kemampuan)mu.”
Ya. Kita harus dan
wajib berani bermimpi! Karena dalam mimpi dan cita-cita itu, terdapat sebagian
tujuan hidup kita bukan? Apa jadinya hidup bila kita tak mempunyai cita-cita?
Mungkin kita menjadi pribadi yang tak terarah, karena tidak punya tujuan hidup,
dan kemungkinan-kemungkinan lain yang tidak bisa kita duga.
Dare to Reach it.
Berani mewujudkannya.
Setelah bermimpi,
tentu ada konsekuensi dari “keberanian untuk bermimpi” itu sendiri. Ya. Salah
satu konsekuensi itu adalah “Berani Mewujudkannya”.
Jika kita hanya
berani bermimpi namun tidak berusaha mewujudkannya, maka sama saja, semua mimpi
itu nothing, tidak ada apa-apanya.
“Kalau kamu pilih
jurusan ekonomi, sedangkan sekarang kamu jurusan IPA, berarti kamu harus
belajar dua kali lipat. Belajar IPS sendiri, juga belajar IPA. Itu konsekuensi,
Lif.” Begitu kata ayah saya.
Setelah semua usaha
dan ikhtiar kita lakukan, serahkan semua hasilnya pada Allah. Kita bertawakkal
pada-Nya. Seperti ayat dalam Al Qur’an Surat Ali ‘Imran ayat 159 “...Kemudian
apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah.
Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakkal.” Allah sangat ‘bermain’ dalam
penentuan hasil apa yang telah kita usahakan. Maka, mari bersama-sama kita
berikhtiar untuk menjadi pribadi bermanfaat, yang hadirnya dibutuhkan oleh
ummat, dengan cara-cara yang tentu diridhoi-Nya.
Faidzaa ‘Azamta
Fatawakkal ‘Alallah.
Semoga bermanfaat J
Alhamdulillah.
No comments:
Post a Comment